Pengertian Daratan, Sejarah, Jenis, Karakteristik, dan Manfaatnya

Pengertian Daratan
Daratan

A. Pengertian Daratan
Istilah darat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bagian permukaan bumi yang padat; tanah yang tidak digenangi air (sebagai lawan dari laut atau air). Sementara daratan dalam KBBI adalah tanah yang luas (sebagai lawan laut atau pulau). Halnya dalam geografi, daratan adalah bagian permukaan bumi yang secara tetap (permanen) tidak tertutupi oleh air laut.

Istilah darat dalam hal ini digunakan secara lebih umum, sedangkan "daratan" digunakan dengan batasan geografis. Permukaan bumi yang tertutupi oleh air lainnya, seperti sungai, rawa, atau danau, merupakan bagian dari daratan, tetapi secara umum tidak disebut sebagai darat. Daratan merupakan tempat hidup (habitat) bagi kebanyakan tumbuhan dan bagi banyak hewan yang bergantung secara langsung maupun tidak langsung darinya.

Wilayah tempat daratan bertemu dengan perairan disebut pesisir. Pembagian wilayah daratan dan perairan merupakan suatu hal yang fundamental bagi manusia dan dapat menjadi suatu kepentingan budaya yang kuat. Demarkasi antara daratan dan perairan berbeda-beda didasarkan pada yurisdiksi setempat. Batas maritim adalah suatu demarkasi yang bersifat politis. Berbagai batas alam ada untuk membantu menentukan titik temu daratan dan perairan.

B. Sejarah Daratan
Material tertua yang ditemukan dalam Tata Surya diperkirakan berasal dari 4,5672±0,0006 miliar tahun yang lalu. Oleh karena itu, bumi sendiri pastilah telah terbentuk melalui akresi sekitar saat itu. Hingga 4,54±0,04 miliar tahun yang lalu, bumi primordial telah terbentuk. Pembentukan dan evolusi Tata Surya terjadi bersamaan dengan matahari.

Berdasarkan teori, nebula matahari melepaskan sejumlah awan molekul, yang mulai berputar dan membentuk cakram melingkar, hingga terbentuk planet-planet bersamaan dengan matahari. Nebula mengandung gas, butir-butir es, dan debu. Dalam hipotesis nebula, planetesimal mulai muncul dalam bentuk partikular akibat dari kohesi dan kemudian gravitasi. Pembentukan bumi primordial berlangsung selama 10–20 juta tahun.

Bumi (yang saat itu masih berupa bola pijar) mulai mendingin (karena suhu ruang langit sangat dingin, karena jaraknya jauh dari sumber panas (matahari), maka bumi yang termasuk jauh dari matahari dan menerima kualitas panas Matahari lebih rendah daripada planet yang lebih dekat, sehingga lebih dulu mendingin dan membeku menjadi es, bagian luar (kulit) bumi membentuk dasar tanah, air & atmosfer (terjadi karena siklus alam). Selanjutnya mengalami (siklus) gejolak dari inti bumi yang mengarah keluar ke permukaan bumi (gunung berapi) atau membentuk aktivitas vulkanik & tektonik dari gunung berapi pada dasar tanah yang baru terbentuk itu.

Aktivitas inti bumi menimbulkan banyak terbentuk gunung berapi yang memancarkan material dari inti bumi membentuk tanah daratan, sehingga dasar tanah dan tanah daratan yang terbentuk selama proses aktivitas planet bumi (siklus tanah bumi) akan menimbulkan lempeng benua. Relief tanah lempeng benua terbentuk karena siklus alam, tanah mempunyai jenis, berat, masa jenis & kandungan material yang berbeda dan menekan ke inti bumi (gravitasi bumi) menimbulkan tekanan besar menghasilkan panas inti bumi.

Bentuk relief daratan lempeng benua sebagian besar terbentuk karena proses siklus hidrologi global dalam jumlah besar (pada masa itu terjadi banjir gadang berupa air bah yang menutupi permukaan planet bumi karena es mencair dalam jumlah besar) sehingga 2/3 lebih permukaan bumi hampir ditutupi oleh air yang seperti pada samudera altantik utara ke selatan telah mengikis memotong tanah antara benua Amerika, Eropa & Afrika dalam jumlah sangat besar yang bentuknya seperti bentuk pola aliran sungai raksasa.

Pada akhirnya relief lempengan daratan benua terbentuk, karena bergeser membentuk pecahan benua. Daratan seperti yang kita kenal bentuknya seperti sekarang ini kemungkinan untuk berubah lagi (secara ekstrem) sangat kecil karena bobot lempengan tanah daratan benua sangat berat & tekanannya ke inti bumi sangat kuat, dan pergeserannya sangat kecil.

C. Jenis Daratan
Berdasarkan reliefnya tinggi rendah permukaannya maka daratan dapat dibagi menjadi beberapa jenis di antaranya,
1. Dataran Tinggi
Dataran tinggi ialah jenis daratan pada permukaan bumi yang tingginya lebih dari 500 m di atas permukaan laut. Dataran tinggi terbentuk akibat adanya proses erosi dan sedimentasi. Erosi ialah peristiwa pengikisan padatan akibat transportasi angin, air, es, hujan, pengaruh gravitasi atau akibat makhluk hidup. Sedangkan sedimentasi ialah proses pengendapan material yang ditransportasikan oleh media angin, air, es atau gletser di suatu cekungan. Dataran tinggi biasanya memiliki suhu yang sejuk dan tanahnya subur.

Daerah dataran tinggi dengan luas area yang cukup luas pada daerah puncak dataran tinggi disebut dengan plato “plateau”, plato dapat terbentuk karena erosi, sedimentasi, naiknya gunung berapi atau karena ekstrusi lava. Contoh dataran tinggi di Indonesia antara lain ialah Dataran Tinggi Dekkan, Dataran Tinggi Gayo, Dataran Tinggi Dieng, Dataran Tinggi Malang.

Proses Terjadinya Dataran Tinggi
Dataran luas yang letaknya di daerah tinggi atau pegunungan disebut dataran tinggi. Dataran tinggi terbentuk sebagai hasil erosi dan sedimentasi. Dataran tinggi dinamakan juga plato (plateau), misalnya dataran tinggi Dekkan, dataran tinggi Gayo, dataran tinggi Dieng, dataran tinggi Malang, atau dataran tinggi Alas. Dataran tinggi bisa juga terjadi oleh bekas Kaldera luas, yang tertimbun material dari lereng gunung sekitarnya. Misalnya dataran tinggi Dieng (Jawa Tengah) yang diduga oleh proses seperti itu.

2. Dataran Rendah
Dataran rendah ialah jenis daratan pada permukaan bumi yang berupa hamparan luas tanah dengan tinggi kurang dari 200 m di atas permukaan laut. Istilah ini diterapkan pada kawasan mana pun yang tidak termasuk ke dalam dataran tinggi. Suhu udara pada dataran rendah biasanya berkisar antara 23 derajat celcius sampai dengan 28 derajat celcius, suhu pada daerah dataran rendah tidak terlalu dingin seperti pada dataran tinggi, tetapi juga tidak terlalu panas.

Kondisi ekonomi masyarakat yang tinggi di dataran rendah umumnya lebih makmur dibandingkan yang hidup di dataran tinggi. Dari segi cuaca, dataran rendah memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Contoh dataran rendah di Indonesia ialah dataran rendah Surakarta, dataran rendah Semarang, dataran rendah Madiun dan dataran rendah Palembang.

Proses Terjadinya Dataran Rendah
Dataran rendah adalah tanah yang keadaannya relatif datar dan luas sampai ketinggian sekitar 200m dari permukaan laut. Tanah ini biasanya ditemukan di sekitar pantai, tetapi ada juga yang terletak di pedalaman. Di Indonesia banyak dijumpai dataran rendah, misalnya pantai timur Sumatera, pantai utara Jawa Barat, pantai selatan Kalimantan, Irian Jaya bagian barat, dan lain-lain.

Dataran rendah terjadi akibat proses sedimentasi. Di Indonesia dataran rendah umumnya hasil sedimentasi sungai. Dataran rendah ini disebut dataran alluvial. Dataran alluvial biasanya berhadapan dengan pantai landai laut dangkal. Dataran ini biasanya tanahnya subur, sehingga penduduknya lebih padat bila dibandingkan dengan daerah pegunungan.

3. Gunung
Gunung ialah jenis daratan yang berupa bentuk tanah menonjol di atas wilayah sekitarnya. Suatu daerah menjulang tinggi baru dapat dikatakan gunung apabila ketinggiannya melebihi 610 meter. Ketika mencapai ketinggian tertentu, gunung dapat memiliki lebih dari satu jenis iklim.

Sebenarnya tidak ada definisi umum untuk gunung, ketinggian, volume, kecuraman, jarak dan kontinuitas merupakan kriteria utama yang biasanya dijadikan acuan dalam mendefinisikan gunung. Menurut kurikulum lama sekolah dasar, istilah gunung sering merujuk pada gunung berapi, oleh karena itu hanya terdapat 2 jenis gunung secara umum yakni gunung aktif dan gunung pasif.

Proses Terjadinya Gunung
Gunung terbentuk karena ada sumber panas di bawah tanah. Sumber panas tersebut adalah magma. Magma ini panas dan bertekanan tinggi. Oleh karenanya, ia akan mencari jalan ke permukaan melalui retakan-retakan pada batuan. Pada saat magma muncul ke permukaan, magma disebut sebagai lava dan peristiwanya disebut erupsi atau letusan gunung berapi.

Ada letusan yang dahsyat karena magmanya kental dan bertekanan sangat tinggi (seperti yang terjadi dengan G. Krakatau, lihat videonya di sini), ada pula letusan yang lemah karena magmanya encer dan bertekanan rendah (seperti yang terjadi dengan gunung di Hawaii).Bila erupsi (atau letusan gunung berapi) ini berlangsung berulang kali, maka lambat laun titik letusannya akan bertambah tinggi, karena bertumpuknya hasil letusan sebelumnya. Tumpukan berbagai macam hasil letusan inilah yang menyebabkan bentuk gunung perlahan tapi pasti akan terlihat mirip dengan bentuk ‘segitiga’ (bila dilihat dari jauh).

4. Pegunungan
Pegunungan adalah barisan yang terbentuk dari gunung-gunung yang terkait secara geologis. Pegunungan biasanya terbentuk karena gerakan lempeng tektonik melalui proses yang kompleks, selain di bumi ternyata gunung juga telah ditemukan pada banyak planet lain dalam sistem tata surya kita.

Proses Terjadinya Pegunungan
Pegunungan terbentuk pada waktu terjadinya gerak kerak bumi yang dalam dan luas. Karena itu daerah pegunungan biasanya relatif luas. Secara sederhana dapat kita bedakan pegunungan tua dan pegunungan muda. Pegunungan tua merupakan pegunungan yang relatif rendah dengan puncaknya yg relatif tumpul dan lerengnya landai.

Misalnya pegunungan Skandinavia dan Pegunungan Australia Timur yang terbentuk pada zaman Primer (Paleozoikum). Sedangkan pegunungan muda pada umumnya tinggi dengan puncaknya yang runcing dan lerengnya relatif curam. Pegunungan lipatan yg paling muda adalah hasil  pengangkatan zaman tertier, misalnya Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik.

5. Bukit dan Perbukitan
Bukit adalah jenis daratan yang mempunyai permukaan tanah lebih tinggi dari permukaan tanah di sekitarnya. Namun ketinggian bukit lebih rendah dari pada gunung “kurang dari 600 meter”. Namun karena tidak ada definisi umum untuk bukit dan gunung, beberapa bukit ada yang dianggap sebagai gunung dan demikian pula sebaliknya. Sedangkan perbukitan ialah rangkaian bukit yang berjajar pada suatu daerah yang bukit-bukit tersebut terhubung secara geologis.

6. Lembah
Lembah merupakan jenis daratan yang lebih rendah dari pada permukaan di sekitarnya, biasanya lembah merupakan daerah di sekitar pegunungan dengan struktur memanjang dan dialiri oleh sebuah sungai. Lembah dapat memiliki luas sampai ribuan kilometer persegi. Dalam perkembangannya yang dipengaruhi oleh berbagai fenomena geografi, lembah dapat berkembang menjadi ngarai dengan tebing yang curam.

Proses Terbentuknya
Lembah dapat terbentuk dari beberapa proses geologis. Berdasarkan proses terbentuknya, lembah dapat dibedakan menjadi :
a. Lembah berbentuk U yang umumnya berupa lembah gletser, terbentuk puluhan ribu tahun yang lalu akibat erosi gletser.
b. Lembah berbentuk V.
c. Lembah berbentuk campuran

Depresi yang diperluas di permukaan Bumi yang biasanya dikelilingi bukit atau pegunungan dan biasanya dikepung dengan sebuah sungai, bukit-bukit tersebut bisa berupa kemiringan yang curam menuju outlet yang dapat berupa sungai lain, danau atau lautan.

7. Jurang “Tebing”
Jurang ialah formasi bebatuan yang menjulang secara vertikal, tebing biasanya terbentuk akibat erosi. Erosi ialah peristiwa pengikisan padatan akibat transportasi angin, air, es, hujan, pengaruh gravitasi atau akibat makhluk hidup. Tebing dapat ditemukan pada daerah pantai, pegunungan dan sepanjang sungai, sering kali tebing terbentuk oleh bebatuan yang tahan terhadap perubahan cuaca.

8. Ngarai
Ngarai ialah jenis daratan berupa bentang alam menyerupai lembah tetapi memiliki sisi yang hampir tegak lurus dengan permukaan tanah, keadaan tebing ngarai sangatlah curam. Ngarai terbentuk dari lembah yang terus menerus terkikis akibat berbagai fenomena geografi.

9. Sungai, Rawa dan Danau
Sungai, rawa dan danau merupakan bagian daratan yang bisa ditutupi oleh air. Biasanya ketika kita menyinggung tentang “darat” dalam artian umum, maka sungai, rawa dan danau tidak termasuk ke dalamnya.

10. Paneplain
Peneplain adalah dataran yang luas dan hampir rata terbentuk dari proses tenaga eksogen yang berlangsung terus menerus. Umumnya peneplain terbentuk karena pengikisan oleh angin dan air. Peneplain merupakan dataran luas yang merupakan hasil akhir dari proses geografis atau proses erosi.

11. Delta
Menurut Coleman, 1968; Scott & Fischer, 1969, delta adalah dataran hasil pengendapan yang terbentuk oleh aktivitas sungai dan muara sungai, di mana terjadi pengendapan sedimen yang menghasilkan progradasi tidak teratur pada garis pantai.

Proses Terjadinya Delta
Delta terbentuk karena adanya suplai material sedimentasi dari sistem fluvial. Ketika sungai-sungai pada sistem fluvial tersebut bertemu dengan laut, perubahan arah arus yang menyebabkan penyebaran air sungai dan akumulasi pengendapan yang cepat terhadap material sedimen dari sungai mengakibatkan terbentuknya delta.

D. Karakteristik Daratan dan Manfaatnya
1. Dataran Tinggi
Dataran tinggi disebut juga planteau atau plato adalah dataran yang luas terletak pada ketinggian 300-600 meter di atas permukaan air laut. Dataran tinggi berada di daerah pegunungan atau dikelilingi oleh bukit-bukit. Dataran tinggi terbentuk sebagai hasil erosi dan sedimentasi. Dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan seperti teh, kopi, sayuran, dan lain-lain.

2. Dataran Rendah
Dataran rendah merupakan wilayah dataran yang relatif datar, luas dan memiliki ketinggian kurang dari 200 meter di atas permukaan air laut. Daerah dataran rendah cocok dijadikan  wilayah pertanian, peternakan, kegiatan  industri dan sentra-sentra bisnis contohnya pembangunan jalan raya dan jalan tol.

3. Pegunungan
Pegunungan merupakan rangkaian gunung yang saling menyambung satu sama lain, tinggi, luas, dan memanjang dengan mencapai ketinggian lebih dari 700 meter di atas permukaan air laut, sehingga di daerah pegunungan udaranya sangat sejuk dan segar. Pegunungan dimanfaatkan sebagai tempat istirahat, wisata alam, kemping, dan lain-lain.

4. Gunung
Gunung merupakan bagian yang menonjol terdapat di bumi ( bukit yang tinggi dan besar) dengan ketinggian lebih dari 600 meter di atas permukaan air laut. Wilayah Indonesia memiliki banyak gunung, baik gunung yang berapi maupun yang tidak berapi. Gunung dimanfaatkan sebagai pengatur iklim dan penyimpanan air dan dijadikan sebagai tempat wisata.

5. Pantai
Pantai adalah wilayah yang menjadi batas antara lautan dan daratan. Bagi penduduk Indonesia yang berada di daerah tropis, dimanfaatkan oleh manusia untuk objek wisata, perkembangan industri kerajinan rakyat bercorak khas daerah pantai, dan lain-lain.

6. Tanjung
Tanjung adalah daratan yang menjorok ke laut. Tanjung yang luas disebut semenanjung. Dalam pemanfaatannya, tanjung biasanya dijadikan resort untuk wisata karena posisi tanjung yang menjorok ke laut.

7. Delta
Delta adalah daratan yang berada di tengah sungai. Biasanya di muara sungai. Contohnya Delta Sungai Bengawan Solo.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Daratan, Sejarah, Jenis, Karakteristik, dan Manfaatnya"