Pengertian Idealisme, Sejarah, Epistemologi, dan Filsuf Idealis

Pengertian Idealisme
Idealisme

A. Pengertian Idealisme
Idealisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki beberapa pengertian di antaranya,
1. aliran ilmu filsafat yang menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal yang benar yang dapat dicamkan dan dipahami;
2. hidup atau berusaha hidup menurut cita-cita, menurut patokan yang dianggap sempurna;
3. aliran yang mementingkan khayal atau fantasi untuk menunjukkan keindahan dan kesempurnaan meskipun tidak sesuai dengan kenyataan

Demikian idealisme adalah salah satu aliran filsafat yang berpaham bahwa pengetahuan dan kebenaran tertinggi adalah ide, dan menganggap bahwa semua bentuk realitas adalah manifestasi dalam ide. Karena pandangannya ini idealisme sering dilawankan dengan realisme, meski secara logika idealisme dan realisme tidak bisa dipertentangkan. Idealisme menganggap bahwa yang kongkret hanyalah bayang-bayang yang terdapat dalam akal pikiran manusia, kaum idealisme sering menyebut ide/gagasan.

B. Sejarah Idealisme
Idealisme adalah sebuah istilah yang digunakan pertama kali dalam dunia filsafat oleh Leibniz pada awal abad 18. Ia menerapkan istilah ini pada pemikiran Plato, seraya memperlawankan dengan materialisme Epikuros. Dari abad 17 sampai permulaan abad 20 istilah ini banyak dipakai dalam pengklarifikasian filsafat. Idealisme memberikan doktrin bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kebergantungannya pada jiwa (mind) dan spirit (roh). Istilah ini diambil dari "idea", yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Pada filsafat modern, pandangan ini mula-mula kelihatan pada George Barkeley (1685-1753) yang menyatakan bahwa hakikat objek-objek fisik adalah idea-idea.

Leibniz menggunakan istilah ini pada permulaan abad ke-18, menamakan pemikiran Plato sebagai lawan materialisme Epicurus (Reese: 243). Idealisme memiliki argumen epistemologi sendiri. Oleh karena itu, tokoh-tokoh teisme yang mengajarkan bahwa materi bergantung pada spirit tidak disebut idealis karena mereka tidak menggunakan argumen epistemologi yang digunakan oleh idealisme. Mereka menggunakan argumen yang mengatakan bahwa objek-objek fisik pada akhirnya adalah ciptaan Tuhan; argumen orang-orang idealis mengatakan bahwa objek-objek fisik tidak dapat dipahami terlepas dari spirit.

C. Epistemologi Idealisme
Idealisme berasal dari kata ide yang artinya adalah dunia di dalam jiwa (Plato), jadi pandangan ini lebih menekankan hal-hal bersifat ide, dan merendahkan hal-hal yang materi dan fisik. Realitas sendiri dijelaskan dengan gejala-gejala psikis, roh, budi, diri, pikiran mutlak, bukan berkenaan dengan materi.
 
D. Filsuf Idealisme
1. Fichte memakai nama idealisme subyektif, jadi pandangan-pandangan berasal dari subyek-subyek tertentu, dia menyandarkan keunggulan moral untuk sebuah etika manusia yang ideal. Dia diduga sebagai pendiri idealisme di Jerman.
2. Hegel mengangkat idealisme subyektif dan obyektif untuk menggambarkan tesis dan antitesis secara berturut-turut. Hegel sendiri mengemukakan pandangannya sendiri yang disebut idealisme absolut sebagai sintesis yang lebih tinggi dibanding unsur yang membentuknya (tesis dan antitesis).
3. Kant menyebut pandangannya dengan istilah idealisme transendental atau idealisme kritis. Dalam alternatif ini isi pengalaman langsung tidak dianggap sebagai benda dalam dirinya sendiri, dan ruang dan waktu merupakan forma intuisi kita sendiri.
4. Plato, menurutnya cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera dan pada dasarnya sesuatu itu dapat dipikirkan oleh akal dan yang berkaitan juga dengan ide atau gagasan mengenai kebenaran tertinggi dengan doktrin yang dikenal dengan istilah ide, Plato mengemukakan bahwa dunia ini tetap dan jenisnya itu satu, sedangkan ide tertinggi adalah kebaikan.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Idealisme, Sejarah, Epistemologi, dan Filsuf Idealis"