Pengertian Fanatisme, Ciri, Jenis, dan Dampaknya

Pengertian Fanatisme
Fanatisme

A. Pengertian Fanatisme
Fanatisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah keyakinan (kepercayaan) yang terlalu kuat terhadap ajaran (politik, agama, dan sebagainya). Fanatisme menunjuk pada paham atau perilaku yang menunjukkan ketertarikan terhadap sesuatu secara berlebihan. Seseorang yang fanatik memiliki standar yang ketat dalam pola pikirnya dan cenderung tidak mau mendengarkan opini maupun ide yang dianggapnya bertentangan.

Jenis fanatisme pada dasarnya bukan hanya berkaitan dengan politik dan agama, tapi ada pula fanatisme emosional, dan lain-lain. Sikap fanatik dapat membawa dampak negatif, seperti memicu terjadinya konflik antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.

Fanatisme Menurut Para Ahli
1. George Santayana, fanatisme sebagai melipatgandakan usaha Anda ketika Anda lupa tujuan Anda
2. Winston Churchill, seseorang yang fanatik tidak akan bisa mengubah pola pikir dan tidak akan mengubah haluannya.
3. Tonu Lehtsaar, fanatisme dapat didefinisikan sebagai pengejaran atau pembelaan terhadap sesuatu dengan cara yang ekstrem dan penuh gairah yang melampaui normalitas.
4. Neil Postman, Neil Postman dalam bukunya Crazy Talk, Stupid Talk, menyatakan bahwa “kunci untuk semua kepercayaan fanatik adalah bahwa mereka mengkonfirmasikan diri …. (beberapa kepercayaan adalah) fanatik bukan karena mereka ‘salah’, tetapi karena mereka diekspresikan sedemikian rupa sehingga mereka tidak pernah bisa terbukti salah”.

B. Ciri Fanatisme
Menurut Eric Hoffer terdapat 10 karakteristik utama dari seorang fanatik di antaranya,
1. Dapat dipertukarkan (Interchangeability), mereka dapat beralih dari satu obsesi ke obsesi berikutnya dengan semangat yang sama. Mungkin seorang Marxis yang menjadi kapitalis yang keras, atau seorang Kristen yang berubah menjadi seorang atheis yang terobsesi dengan menghina orang-orang beragama.
2. Identitas (Identity), keyakinan mereka tidak hanya berkaitan dengan penyebabnya tetapi merupakan bagian dari identitas mereka. Mereka sering menikmati politik “kita vs. mereka”. Mereka mempertahankan keyakinan mereka karena mereka menyamakannya dengan identitas mereka sendiri.
3. Dogma (Dogma), keyakinan mereka selalu benar dan tidak pernah dapat dibuktikan salah, dan siapa pun yang menawarkan kritik yang membangun disambut dengan amarah yang kuat.
4. Kesamaan Perhitungan (Discounted Similarities), seorang penggemar Sony percaya bahwa PS4 jauh lebih baik dan lebih kuat daripada Xbox One, meskipun sebagian besar berfungsi sama.
5. Kurangnya Kedalaman (Lack of Depth), dalam hal ini misalnya beberapa orang yang mendukung Obama menyukainya karena “dia mendukung perubahan” tetapi mereka tidak dapat berbicara secara mendalam tentang kebijakannya. Dan beberapa orang yang menentang Obama mengatakan “dia anti-kebebasan” tetapi tidak bisa memberikan alasan konkret mengapa dia mengurangi kebebasan mereka.
6. Obsesi (Obsession), misalnya mereka yang berbicara tentang tujuan mereka secara konstan terhadap suatu hal dan mempostingnya di media sosial setiap hari.
7. Berpikir Hitam-Putih (Black-and-White Thinking), tidak ada di antara keduanya. Ini semua satu atau lain cara. Banyak pendukung partai politik tertentu yang merasa bahwa partai mereka selalu benar dan partai lain selalu salah.
8. Prediksi Apokaliptik (Apocalyptic Preditions), mereka mengatakan seperti Tuhan memberi tahu mereka tentang hari kiamat dan menetapkan tanggal untuk itu. Mereka juga terus-menerus berbicara tentang prediksi mereka di YouTube, twitter, facebook, atau media sosial lainnya.
9. Kemiskinan Baru (New Poverty), banyak orang fanatik adalah orang-orang yang pernah memiliki kehidupan kelas menengah tetapi kemudian ketika keadaan mereka menurun, mereka merasa dikhianati oleh dunia.
10. Membeo (Parroting), mereka tidak membentuk pikiran mereka sendiri atau berpikir kritis. Mereka sering mengulang pernyataan bahwa orang lain mengatakan kata demi kata dan menggunakannya sebagai argumen mereka sendiri.

C. Jenis Fanatisme
Berikut ini beberapa jenis fanatisme yang berkembang di masyarakat di antaranya,
1. Fanatisme konsumen, tingkat keterlibatan atau minat yang dimiliki seseorang dalam menyukai orang, kelompok, tren, karya seni atau gagasan tertentu.
2. Fanatisme emosional.
3. Fanatisme supremasi etnis atau ras.
4. Fanatisme kenyamanan, intensitas, antusiasme, komitmen, dan semangat yang tinggi ditunjukkan untuk kegiatan rekreasi tertentu.
5. Fanatisme nasionalistik atau patriotik.
6. Politik, fanatisme ideologis.
7. Fanatisme agama, dianggap oleh sebagian orang sebagai bentuk paling fundamental dari fundamentalisme agama. Termasuk mempromosikan pandangan agama.
8. Fanatisme olahraga, tingkat intensitas tinggi dalam acara olahraga. Ini dilakukan berdasarkan keyakinan bahwa fanatisme ekstrem dapat mengubah permainan untuk tim favorit seseorang atau karena orang tersebut menggunakan kegiatan olahraga sebagai “tempat pembuktian” ultra-maskulin untuk perkelahian, seperti dalam kasus hooliganisme sepakbola.

D. Dampak Fanatisme
Fanatisme bisa membawa dampak yang positif maupun negatif. Salah satu dampak positif dari sikap fanatisme misalnya loyalitas seseorang terhadap apa yang diyakini. Akan tetapi, dampak negatifnya yaitu bisa menimbulkan perpecahan bahkan pertumpahan darah. Akan tetapi, makna dari dampak positif bisa bergeser pada dampak yang negatif karena adanya penafsiran yang salah dari masing-masing orang terhadap sesuatu yang diyakininya sering kali menimbulkan perpecahan.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Fanatisme, Ciri, Jenis, dan Dampaknya"