Pengertian Kalimat, Unsur, Ciri, Struktur, dan Jenisnya

Pengertian Kalimat
Kalimat
A. Pengertian Kalimat
Kalimat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki beberapa arti di antaranya,
1. kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan;
2. perkataan;
3. satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa;

Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir.

Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah.

Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Bila tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukan kalimat, melainkan hanya sebuah frasa. Di sini, kalimat dibagi menjadi dua, yakni kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

Kalimat Menurut Para Ahli
1. Keraf ( 1984:156), kalimat sebagai satu bagian dari ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedang intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap.
2. Dardjowidojo (1988: 254), kalimat ialah bagian terkecil dari suatu  ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan.
3. Slamet Muljana (1969), kalimat sebagai keseluruhan pemakaian kata yang berlagu,  disusun menurut sistem bahasa yang bersangkutan; mungkin yang dipakai hanya satu kata, mungkin lebih.
4. Kridalaksana (2001:92), kalimat sebagai satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa;  klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi yang merupakan gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk satuan bebas; jawaban minimal, seruan, salam, dan sebagainya.

B. Unsur Kalimat
Sebuah kalimat tidak lepas dari sebuah unsur-unsur berikut di antaranya,
1. Subjek, merupakan suatu bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh sih penulis. Subjek bisa berbentuk sebuah kata benda, frasa kata benda, atau kata kerja. Ciri subjek di antaranya,
a. Jawaban atas pertanyaan ‘apa’ atau ‘siapa’.
b. Disertai kata ‘itu’.
c. Didahului kata ‘bahwa’.
d. Mempunyai keterangan pewatas ‘yang’ (penghubung dengan menggunakan kata ‘yang’).
e. Tidak didahului preposisi seperti ‘dari’, ‘dalam’, ‘di’, ‘ke’, ‘kepada’, ‘pada’.
f. Berupa Nomina atau Frasa Nominal

2. Predikat, merupakan suatu bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh sih penulis tentang sebuah subjek. Predikat biasanya berbentuk sebuah kata kerja, frasa kata kerja, frasa numeral (bilangan), kata benda, frasa kata benda, frasa preposisi (kata depan), kata sifat, atau frasa kata sifat. Ciri predikat di antaranya,
a. Jawaban atas pertanyaan ‘Mengapa’ atau ‘Bagaimana’.
b. Dapat berupa kata ‘Adalah’ atau ‘Ialah’.
c. Dapat diingkarkan yang diwujudkan oleh kata ‘Tidak’.
d. Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas seperti ‘telah’, ‘sudah’, ‘sedang’, ‘belum’, ‘akan’, ‘ingin’, ‘hendak’, ‘mau’, dll.

3. Objek, merupakan suatu bagian kalimat yang melengkapi sebuah kata kerja. Objek bisa berbentuk sebuah kata benda atau frasa kata benda. Bagian kalimat ini terletak pada setelah predikat berkata kerja aktif transitif (-kan, -i, me-). Ciri objek di antaranya,
a. Langsung di belakang predikat.
b. Dapat menjadi subjek kalimat pasif.
c. Tidak didahului preposisi.
d. Didahului kata ‘bahwa’.

4. Pelengkap, atau komplemen yang sering disamakan dengan objek. Padahal, pelengkap adalah beda dengan suatu objek karena tidak bisa menjadi subjek jika kalimat dipasifkan. Pelengkap mengikuti suatu predikat yang berimbuhan ber-, ter-, ber-an, ber-kan, dan kata-kata khusus (merupakan, berdasarkan, dan menjadi). Ciri pelengkap di antaranya,
a. Di Belakang Predikat
b. Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek.

5. Keterangan, merupakan suatu bagian kalimat yang mempunyai fungsi untuk meluaskan atau membatasi makna subjek atau predikat.

C. Ciri Kalimat
1. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan sebuah huruf kapital dan diakhiri dengan sebuah tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
2. Kalimat dalam wujud lisan diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan sebuah intonasi akhir.
3. Sebuah kalimat paling kurang mengandung suatu subjek dan predikat.
4. Merupakan satu kesatuan bahasa yang memiliki fonem dan morfem. Fonem adalah bunyi pada sebuah bahasa yang membedakan makna dalam sebuah kata, sedangkan morfem adalah bentuk bahasa yang mengandung arti pada sebuah kata.
5. Dapat berdiri sendiri meskipun tidak ditambah dengan kalimat lengkap.
6. Mempunyai pola intonasi akhir.
7. Adanya huruf kapital dan tanda baca dalam sebuah kalimat.

Menurut Susilo (1990:2), lima ciri kalimat bahasa Indonesia di antaranya,
1. Bermakna
2. Bersistem urutan frase
3. Bisa berdiri sendiri dalam hubungannya dengan suatu kalimat yang lain
4. Berjeda
5. Berhenti dengan berakhirnya sebuah intonasi.

D. Struktur Kalimat
Semua kalimat yang biasa kita gunakan, beberapa di antaranya berasal dari struktur ataupun pola dari kalimat dasarnya saja. Sesuai dengan kebutuhan tiap individu, kalimat dasar tersebut dapat dikembangkan lagi berdasarkan dengan kaidah yang berlaku. Adapun pola dasar dari kalimat bahasa Indonesia di antaranya,
1. Kalimat dasar berpola SP, kalimat dasar berpola SP hanya memiliki dua unsur yakni subjek dan predikat. Pada umumnya, predikat dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, maupun kata bilangan. Contohnya “Mobil itu besar”. Mobil itu sebagai subjek, dan besar sebagai predikat.
2. Kalimat dasar berpola SPO, pola kalimat SPO biasa digunakan di dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya “Gilang mengemudikan mobil”. Gilang sebagai subjek, mengemudi sebagai predikat, dan mobil sebagai objek.
3. Kalimat dasar berpola SPPel. Contohnya “Keluarganya pergi liburan”. Keluarganya merupakan subjek, pergi sebagai predikat, dan liburan sebagai pelengkap.
4. Kalimat dasar berpola SPOPel. Contohnya “Supir taxi mengemudikan taxinya ugal-ugalan”. Supir taxi sebagai subjek, mengemudikan sebagai predikat, taxinya sebagai objek, dan ugal-ugalan sebagai pelengkap.
5. Kalimat dasar berpola SPK. Contohnya “Gilang bermain malam hari”. Gilang sebagai subjek, bermain sebagai predikat, dan malam hari sebagai keterangan.
6. Kalimat dasar berpola SPOK. Contohnya “Setiawan mencuci bajunya pagi tadi”. Setiawan sebagai subjek, mencuci sebagai predikat, bajunya sebagai objek, pagi tadi sebagai keterangan.
7. Kalimat dasar berpola S-P-O-Pel-K, kalimat dasar dengan pola ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan juga keterangan. Subjek dapat berwujud nomina atau frasa nominal, predikat berwujud verba dwitransitif, objek berwujud nomina atau frasa nominal, pelengkap berwujud nomina atau frasa nominal serta keterangan berwujud frasa berpreposisi. Contohnya “Bapak membelikan Gilang sepatu olahraga di Moro Mall”.
8. Kalimat dasar berpola S-P-Pel-K, kalimat dasar dengan menggunakan pola ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap serta keterangan. Dalam pola ini, subjek berwujud nomina atau frasa nominal, predikat berwujud verba intransitif, kata sifat serta pelengkap berwujud nomina atau adjektiva dan juga keterangan berwujud frasa berpreposisi. Contohnya “Aku sedih ketika kamu masuk rumah sakit”.

E. Jenis Kalimat
Jenis kalimat dapat dibedakan berdasarkan berbagai kriteria atau sudut pandang. Oleh sebab itu, dalam kepustakaan linguistik serta beberapa buku tata bahasa bisa kita dapati banyak sekali istilah untuk menamakan jenis-jenis kalimat. Adapun jenis-jenis kalimat di antaranya,
1. Dilihat dari Segi Maknanya
Jika ditinjau dari segi maknanya atau nilai komunikatifnya, maka kalimat dibagi menjadi lima kategori di antaranya,
a. Kalimat Berita
Kalimat berita juga sering disebut sebagai kalimat deklaratif, yang merupakan kalimat yang isinya memberitakan sebuah informasi kepada sang pembaca ataupun pendengar. Jika dituliskan, kalimat berita harus selalu diakhiri dengan tanda titik. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat berita diakhiri dengan nada yang cenderung turun.

b. Kalimat Perintah
Kalimat perintah juga disebut sebagai kalimat imperatif yang merupakan kalimat yang artinya mampu memberikan perintah untuk melakukan suatu hal. Pada umumnya, kalimat perintah memiliki bentuk taktransitif atau transitif (baik aktif maupun pasif). Kalimat yang predikatnya adjektiva terkadang bisa juga mempunyai bentuk perintah, tergantung pada macam adjektivanya. Sebaliknya, jika kalimat yang bukan verbal atau adjektival tidak mempunyai bentuk perintah. Jika dituliskan, kalimat perintah sering kali diakhiri dengan tanda seru (!), meski tanda titik juga bisa digunakan. Sedangkan dalam bentuk lisan, nada yang dilontarkan agak naik sedikit.

c. Kalimat Tanya
Kalimat tanya juga sering disebut sebagai kalimat interogatif, yang isinya  kalimat dengan maksud untuk menanyakan sesuatu ataupun seseorang. Jika seseorang ingin mengetahui jawaban dari suatu hal, maka orang tersebut harus menanyakan kepada orang lain, dan kalimat yang digunakan orang tersebut adalah kalimat tanya. Adapun lima cara yang digunakan untuk membentuk sebuah kalimat tanya di antaranya,
• Menambahkan kata apa-kah.
• Membalikkan urutan katanya.
• Menggunakan kata “bukan” atau “tidak”.
• Mengubah intonasi kalimat.
• Dengan menggunakan kata tanya.

d. Kalimat Seru
Kalimat seru juga disebut sebagai kalimat interjektif, yang merupakan kalimat untuk menyampaikan rasa kagum terhadap sesuatu. Sehingga dalam penggunaannya menggunakan tanda seru.

2. Berdasarkan Diathesis Kalimat
a. Kalimat Aktif
Kalimat aktif merupakan kalimat yang di mana subjeknya langsung melakukan pekerjaan terhadap objeknya. Pada umumnya, kata kerja yang digunakan ditandai dengan awalan me-. Namun tak sedikit, predikat di dalam kalimat aktif tidak disertai dengan imbuhan, sebagai contoh makan dan minum.

b. Kalimat Pasif
Dalam kalimat pasif, kata kerja yang digunakan cenderung memakai kata di- atau ter-. Contoh kalimat pasif “Bangunan di sana dikerjakan dengan sangat baik oleh para arsitektur ternama”.

3. Berdasarkan Urutan Kata
a. Kalimat Normal, kalimat berpola dasar yang di mana subjek pada kalimatnya mendahului predikatnya.
b. Kalimat Inverse, merupakan kalimat kebalikan dari kalimat normal. Dimana predikat yang digunakan mendahului objek.
c. Kalimat Minor, kalimat minor memiliki satu inti fungsi gramatikalnya. Bentuk kalimat minor contohnya kalimat tambahan, kalimat jawaban, kalimat salam, panggilan ataupun judul.
d. Kalimat Mayor, kalimat mayor hanya memiliki subjek dan predikat saja. Objek, pelengkap dan juga keterangan dapat ditambahkan sesuka hati. Sama halnya dengan yang ada di pola dasar pertama.

4. Berdasarkan Struktur Gramatikalnya
a. Kalimat Tunggal, dalam kalimat tunggal hanya memiliki subjek dan predikatnya saja. Jika dilihat dari unsur penyusunnya, maka kalimat yang panjang di dalam bahasa Indonesia dapat diubah ke dalam bentuk yang lebih sederhana. Contoh kalimat tunggal “Ibu-ibu bersalaman”. Dapat kita lihat, pola kalimat di atas hanya memiliki subjek dan predikat saja, sehingga dapat dikategorikan ke dalam kalimat tunggal.
b. Kalimat Majemuk, dalam kehidupan sehari-hari, tak jarang kita menggabungkan beberapa pertanyaan ke dalam satu kalimat guna memudahkan dalam hal berkomunikasi. Sehingga, menghasilkan penggabungan struktur kalimat yang di dalamnya terdapat beberapa kalimat dasar. Penggabungan itulah yang disebut sebagai kalimat majemuk.

5. Berdasarkan Unsur Kalimat
a. Kalimat Lengkap, kalimat lengkap mengikuti pola dasar dari suatu kalimat baik yang sudah dikembangkan ataupun tidak. Penggunaan unsur-unsurnya juga jelas. Sehingga dapat mudah dipahami. Contoh kalimat lengkap “Warna hijau melambangkan kesuburan”.
b. Kalimat tidak Lengkap, kalimat tidak lengkap atau tidak sempurna ini hanya mempunyai salah satu dari unsurnya saja. Pada umumnya, kalimat seperti ini hanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan lain sebagainya. Contoh kalimat tidak lengkap “Kapan pulang?”.

6. Berdasarkan Pengucapan
a. Kalimat Langsung, kalimat langsung secara detail menirukan sesuatu yang disampaikan orang lain.  Tanda baca kutip juga digunakan dalam penulisan kalimat langsung. Kutipan dalam kalimat langsung dapat berupa kalimat tanya, kalimat berita ataupun kalimat perintah. Contoh kalimat langsung “Letakkan sapumu!” bentak pak satpam.
b. Kalimat Tak Langsung, kalimat yang melaporkan kembali mengenai kalimat yang disampaikan orang lain. Kutipan dalam kalimat tak langsung semuanya berbentuk berita. Contoh kalimat tak langsung “Bapak Gilang berkata padaku bahwa lebih baik membaca daripada main-main”.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Kalimat, Unsur, Ciri, Struktur, dan Jenisnya"