Pengertian Berpikir Kritis, Ciri, Unsur, Aspek, Manfaat, dan Caranya

Pengertian Berpikir Kritis
Berpikir Kritis
A. Pengertian Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah konsep untuk merespons sebuah pemikiran atau teorema yang kita terima. Respons tersebut melibatkan kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis. Berpikir kritis adalah kemampuan berpikir yang kompleks dengan menggunakan proses analisis dan evaluasi terhadap suatu informasi yang diterima maupun dalam menyelesaikan permasalahan, atau arti berpikir kritis ialah berpikir untuk mencari kebenaran terhadap informasi yang diterima atau dalam menyelesaikan masalah.

Jadi yang dimaksud dengan berpikir kritis merupakan suatu teknik berpikir yang melatih kemampuan dalam mengevaluasi atau melakukan penilaian secara cermat tentang tepat-tidaknya ataupun layak-tidaknya suatu gagasan yang mencakup penilaian dan analisa secara rasional tentang semua informasi, masukan, pendapat dan ide yang ada, kemudian merumuskan kesimpulan dan mengambil suatu keputusan.

Berpikir kritis dapat dikatakan sebagai proses suatu mental yang sudah terorganisir untuk melakukan analisa dan mengevaluasi suatu informasi, proses mental tersebut bisa berupa cara memperhatikan, mengategorikan, mengambil kesimpulan ataupun keputusan. ataupun dari komunikasi dengan orang lain yang memberi informasi. Dengan berpikir kritis jadi kita tidak mudah percaya dengan informasi yang diterima, sehingga kita melakukan analisis terlebih dahulu untuk mengetahui kebenaran informasi tersebut.

Pengertian Berpikir Kritis Menurut Beberapa Referensi
1. Pery & Potter (2005), berpikir kritis adalah suatu proses di mana seseorang atau individu dituntut untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman
2. Bandman dan Bandman (1988), berpikir kritis adalah pengujian secara rasional terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran, masalah, kepercayaan dan tindakan.
3. Strader (1992), berpikir kritis adalah suatu proses pengujian yang menitikberatkan pendapat tentang kejadian atau fakta yang mutakhir dan menginterprestasikannya serta mengevaluasi pandapat-pandapat tersebut untuk mendapatkan suatu kesimpulan tentang adanya perspektif/pandangan baru
4. Alfaro-LeFevre (1995), berpikir kritis adalah suatu proses berpikir sistematik yang penting bagi seorang profesional. Berpikir kritis akan membantu profesional dalam memenuhi kebutuhan klien. Berpikir kritis adalah berpikir dengan tujuan dan mengarah-sasaran yang membantu individu membuat penilaian berdasarkan data bukan perkiraan
5. Paul (1993), keterampilan kognitif yang digunakan dalam berpikir kualitas-tinggi memerlukan disiplin intelektual, evaluasi-diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan, dan dukungan
6. Chafee (1994), Berpikir kritis mentransformasikan cara individu memandang dirinya sendiri, memahami dunia. dan membuat keputusan
7. Michael Scriven & Richard Paul, berpikir kritis melibatkan proses yang secara aktif dan penuh kemampuan untuk membuat konsep, menerapkan, menganalisis, menyarikan, dan mengamati sebuah masalah yang diperoleh ataupun diciptakan dari pengamatan, pengalaman, komunikasi dan lain sebagainya. Ada 2 komponen yang membentuk kemampuan berpikir kritis di antaranya,
a. Kemampuan untuk menghasilkan dan memproses informasi atau kepercayaan
b. Kebiasaan, dengan berdasarkan komitmen intelektual.

8. Edward Glaser, menjelaskan 3 hal yang terlibat dalam pembentukan kemampuan berpikir kritis, di antaranya,
a. Pemahaman berpikir santun untuk setiap permasalahan yang datang, yang ada pada rentang pengetahuan yang dimiliki olehnya,
b. Pengetahuan dan keingintahuan, dan
c. Kemampuan-kemampuan lain untuk menerapkan kemampuan berpikir

B. Ciri Berpikir Kritis
1. Konseptualisasi, konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Sedangkan konsep adalah fenomena atau pandangan mental tentang realitas, pikiran-pikiran tentang kejadian, objek, atribut, dan sejenisnya. Dengan demikian konseptualisasi merupakan pikiran abstrak yang digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam otak
2. Rasional dan beralasan, artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar kuat dari fakta fenomena nyata
3. Reflektif, artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan waktu untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta dan kejadian
4. Bagian dari suatu sikap, yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis akan selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding yang lain
5. Kemandirian berpikir, seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan secara benar dan dapat dipercaya
6. Berpikir adil dan terbuka, yaitu mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah dan kurang menguntungkan menjadi benar dan lebih baik
7. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan, berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan, mencipta suatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil

C. Unsur Berpikir Kritis
Menurut Ennis (1996: 364) terdapat 6 unsur dasar dalam berpikir kritis yang disingkat menjadi FRISCO yaitu,
1. F (Focus), untuk membuat sebuah keputusan tentang apa yang diyakini maka harus bisa memperjelas pertanyaan atau isu yang tersedia, yang coba diputuskan itu mengenai apa
2. R (Reason), mengetahui alasan-alasan yang mendukung atau melawan putusan-putusan yang dibuat berdasar situasi dan fakta yang relevan
3. I (Inference), membuat kesimpulan yang beralasan atau menyungguhkan. Bagian penting dari langkah penyimpulan ini adalah mengidentifikasi asumsi dan mencari pemecahan, pertimbangan dari interpretasi akan situasi dan bukti
4. S (Situation), memahami situasi dan selalu menjaga situasi dalam berpikir akan membantu memperjelas pertanyaan (dalam F) dan mengetahui arti istilah-istilah kunci, bagian-bagian yang relevan sebagai pendukung
5. C (Clarity), menjelaskan arti atau istilah-istilah yang digunakan
6. O (Overview), melangkah kembali dan meneliti secara menyeluruh keputusan yang diambil

D. Aspek Berpikir Kritis
1. Relevance, relevansi (keterkaitan) dari pernyataan yang dikemukakan
2. Importance, penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukakan
3. Novelty, kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide baru orang lain
4. Outside Material, menggunakan pengalamannya sendiri atau bahan-bahan yang diterimanya dari perkuliahan (refrence)
5. Ambiguity clarified, mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada ketidakjelasan
6. Linking ideas, senantiasa menghubungkan fakta, idea atau pandangan serta mencari data baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan
7. Justification, memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau kesimpulan yang diambilnya. Termasuk di dalalmnya senantiasa memberi penjelasan mengenai keuntungan (kelebihan) dan kerugian (kekurangan) dari suatu situasi atau solusi
8. Critical assessment, melakukan evaluasi terhadap setiap kontribusi/ masukan yang datang dari dalam dirinya maupun dari orang lain
9. Practical utility, ide-ide baru yang dikemukakan selalu dilihat pula dari sudut kepraktisan/ kegunaannya dalam penerapan
10. Width of understanding, Diskusi yang dilaksanakan senantiasa bersifat meluaskan isi atau materi diskusi.

Secara garis besar, perilaku berpikir kritis di atas dapat dibedakan dalam beberapa kegiatan di antaranya,
1. Berpusat pada pertanyaan (focus on question)
2. Analisa argumen (analysis arguments)
3. Bertanya dan menjawab pertanyaan untuk klarifikasi (ask and answer questions of clarification and/or challenge)
4. Evaluasi kebenaran dari sumber informasi (evaluating the credibility sources of information)

E. Manfaat Berpikir Kritis
1. Mudah dalam Memahami Sudut Pandang Orang Lain, dapat dengan mudah memahami sudut pandang orang lain mengenai suatu permasalahan atau informasi. Karena orang yang berpikir secara kritis akan melakukan analisis terhadap sudut pandang orang lain sehingga tidak terpatok pada pemikiran diri sendiri saja.
2. Memiliki Banyak Alternatif Jawaban dan Ide yang Kreatif, dengan berpikir secara kritis kita akan memiliki berbagai macam jawaban ataupun ide yang kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Karena permasalahan tersebut akan di analisis dan di evaluasi terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan, saat mengevaluasi akan ditemukan berbagai jawaban dan ide untuk menyelesaikan masalah yang ada.
3. Dapat Menjadi Rekan Kerja yang Baik dan Dapat Diandalkan, terutama dalam melakukan pekerjaan yang selalu terdapat permasalahan kita akan di andalkan jika selalu berpikir secara kritis. Berpikir kritis dapat membentuk rekan kerja kita terutama dalam menyelesaikan tugas pekerjaan, terutama membantu perusahaan kita juga.
4. Lebih Mandiri Menghadapi Permasalahan, Jika sudah terbiasa berpikir kritis kita akan lebih mendiri terutama dalam menghadapi permasalahan, maupun saat menerima berbagai macam informasi yang belum diketahui kebenarannya, jadi tidak banyak mengandalkan orang lain saat menghadapi permasalahan.
5. Dapat Menemukan Banyak Peluang Baru, dapat menemukan berbagai macam peluang baru, jika terbiasa berpikir kritis karena pikiran akan lebih tajam melihat, menganalisa keadaan atau permasalahan sehingga dapat menghasilkan ide yang kreatif, misalnya untuk mencari peluang usaha kita akan melakukan analisis tentang “peluang bisnis apa yang menguntungkan saat ini” lalu setelah di analisis di lakukan evaluasi dan mengambil keputusan.

F. Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
1. Membaca dengan kritis, untuk berpikir secara kritis seseorang harus membaca dengan kritis pula. Dengan membaca secara kritis, diterapkan keterampilan-keterampilan berpikir kritis seperti mengamati, menghubungkan teks dengan konteksnya, mengevaluasi teks dari segi logika dan kredibilitasnya, merefleksikan kandungan teks dengan pendapat sendiri, membandingkan teks satu dengan teks lain yang sejenis.
2. Meningkatkan daya analisis, dalam suatu diskusi dicari cara penyelesaian yang baik, untuk suatu permasalahan, kemudian mendiskusikan akibat terburuk yang mungkin terjadi.
3. Mengembangkan kemampuan observasi atau mengamati, dengan mengamati akan didapat penyelesaian masalah yang misalnya menghendaki untuk menyebutkan kelebihan dan kekurangan, pro dan kontra akan suatu masalah, kejadian atau hal-hal yang diamati. Dengan demikian memudahkan seseorang untuk menggali kemampuan kritisnya.
4. Meningkatkan rasa ingin tahu, kemampuan bertanya dan refleksi, pengajuan pertanyaan yang bermutu, yaitu pertanyaan yang tidak mempunyai jawaban benar atau salah atau tidak hanya satu jawaban benar, akan menuntut siswa untuk mencari jawaban sehingga mereka banyak berpikir.


Dari berbagai sumber

Download
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Berpikir Kritis, Ciri, Unsur, Aspek, Manfaat, dan Caranya"