Pengertian Pertanian Organik, Sejarah, Prinsip, Tujuan, Manfaat, Metode, Keuntungan, dan Contohnya

Pengertian Pertanian Organik
Pertanian Organik
A. Pengertian Pertanian Organik
Pertanian organik adalah sistem budi daya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis selama proses produksinya. Pertanian organik merupakan suatu rangkaian dalam sistem produksi pertanaman yang berdasarkan daur ulang hara secara hayati, terutama mempergunakan strategi pemindahan hara secara cepat dari sisa tanaman, pupuk kompos menjadi biomassa tanah yang selanjutnya akan mengalami proses mineralisasi dan berakhir menjadi hara dalam tanah.

Dengan kata lain dalam pertanian organik terjadi daur ulang unsur hara melalui satu atau lebih tahapan bentuk senyawa organik sebelum diserap tanaman. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), pertanian organik adalah sistem manajemen yang holistik melalui promosi dan pendekatan sistem pertanian berwawasan kesehatan lingkungan, termasuk biodiversitas, siklus biologi, dan aktivitas biologis tanah. Pertanian secara organik memfokuskan pemilihan secara sadar bahan yang aman bagi lingkungan dan menyesuaikan dengan kondisi daerah setempat.

Di dalam pertanian organik dikenal istilah hukum pengembalian atau low of return memiliki arti bahwa suatu sistem yang berusaha untuk mengembalikan semua jenis bahan organik kedalam tanah baik dalam bentuk residu dan limbah pertanaman maupun ternak yang selanjutnya memiliki tujuan memberikan nutrisi untuk tanaman. Hal ini seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan kelestarian lingkungan, pertanian organik mulai banyak dilirik dan diminati. Pertanian organik yang pada dasarnya bertumpu pada aspek ekologi dan kesehatan menjadi pusat perhatian baru di kalangan pelaku pertanian.

Kondisi seperti ini tentunya sangat menguntungkan karena dampak negatif yang telah banyak merugikan dapat mulai dikurangi khususnya dalam bidang pertanian. Selain itu akan terjadi peningkatan kualitas dan kesehatan yang memberikan dampak baik bagi kelangsungan hidup. Indonesia dikenal dunia sebagai negara agraris sejak puluhan tahun yang lalu. Sebagai negara agraris, tentu Indonesia memiliki hasil pertanian yang melimpah yang tak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan pangan dalam negeri, tetapi juga diekspor hingga ke luar negeri.

Hal ini mendorong semakin berkembangnya jenis produk pertanian dan inovasi dalam menghasilkan produk berkualitas yang meningkatkan keuntungan para petani. Beberapa tanaman Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dengan teknik tersebut adalah padi, hortikultura yang meliputi tanaman sayur, buah, bunga, dan tanaman obat (contohnya: brokoli, kubis merah, jeruk, dll.), tanaman perkebunan (kopi, teh, kelapa, dll.), dan rempah-rempah. Pengolahan pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi, keadilan, dan perlindungan.

Yang dimaksud dengan prinsip kesehatan dalam pertanian organik adalah kegiatan pertanian harus memperhatikan kelestarian dan peningkatan kesehatan tanah, tanaman, hewan, bumi, dan manusia sebagai satu kesatuan karena semua komponen tersebut saling berhubungan dan tidak terpisahkan. Pertanian organik juga harus didasarkan pada siklus dan sistem ekologi kehidupan. Pertanian organik juga harus memperhatikan keadilan baik antarmanusia maupun dengan makhluk hidup lain di lingkungan. Untuk mencapai pertanian organik yang baik perlu dilakukan pengelolaan yang berhati-hati dan bertanggungjawab melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia baik pada masa kini maupun pada masa depan.

B. Sejarah Pertanian Organik
Sistem pertanian organik sebenarnya adalah sistem pertanian yang pertama kali dilakukan oleh manusia, bahkan sejak zaman manusia purba. Cara bertani yang dilakukan dengan memanfaatkan ekologi hutan diyakini sebagai salah satu sistem produksi pangan yang dilakukan pada masa prasejarah. Campur tangan bahan kimia dimulai dari penggunaan pupuk sintetis yang dibuat pada abad ke-18, dalam bentuk superfosfat. Menyusul kemudian pupuk dengan bahan dasar amonia yang diproduksi pada masa Perang Dunia I.

Pupuk ini diproduksi untuk mempercepat proses pertumbuhan tanaman pertanian demi terpenuhinya kebutuhan pangan yang meningkat akibat perang dunia. Penggunaan bahan kimia memang memberikan hasil yang lebih cepat dibanding dengan bahan alami, namun tentu berdampak terhadap lingkungan alami.
1. Tahun 1920
Para pakar biologi tanah mengembangkan teori biodinamika. Teori ini digunakan untuk menanggulangi dampak negatif penggunaan bahan kimia tanpa mengurangi hasil pertanian. Teori inilah yang kita kenal dengan sistem pertanian organik yang digunakan saat ini.

2. Tahun 1940
Ahli biologi Inggris, Sir Albert Howard dan istrinya yang merupakan ahli fisiologi tanaman, Gabriel Howard, mengembangkan sistem pertanian organik di Eropa. Keduanya terinspirasi dari pengalaman dan pengetahuan mereka tentang sistem pertanian tradisional yang didapatkan saat Gabriel Howard bekerja sebagai penasehat pertanian di daerah Pusa, Bengali, India.

Sepasang suami istri inilah yang pertama kali menggunakan prinsip ilmiah pada berbagai metode pertanian tradisional dan alami. Karena itulah, Howard dikenal sebagai ‘bapak pertanian organik’ dan apa yang mereka lakukan masih menjadi ‘kiblat’ oleh para petani organik dunia.

3. Pertanian Organik di Indonesia
Sama seperti di beberapa negara lain, penerapan sistem pertanian organik telah dilakukan di Indonesia sudah sejak masa silam. Penggunaan pestisida dan bahan kimia lainnya masuk ke Indonesia pasca orde baru. Tujuannya, tentu untuk mempercepat proses pertanian demi tercapainya swasembada pangan.

Masyarakat Indonesia kini telah disadarkan akan pentingnya hasil pertanian alami yang jauh lebih sehat. Indonesia pun kembali menggunakan sistem pertanian organik. Selain lebih sehat karena bebas dari bahan kimia, tentu juga dilatarbelakangi nilai ekonomi dan keuntungan yang lebih besar oleh penerapan pertanian dengan sistem organik. Sistem pertanian organik di Indonesia cocok untuk tanaman pokok pangan, seperti padi; tanaman hortikultura seperti sayur, buah, bunga, dan tanaman obat; tanaman perkebunan seperti kopi, teh, dan kelapa; kakao; serta rempah-rempah.

Syarat penting pengolahan pertanian organik adalah penggunaan prinsip kesehatan, ekologi, keadilan, dan perlindungan. Maksud dari prinsip kesehatan di sini adalah harus memperhatikan kelestarian dan peningkatan kesehatan tanah, tanaman, hewan, bumi, dan manusia sebagai satu kesatuan, komponen yang saling terhubung, dan tidak terpisahkan.

C. Prinsip Pertanian Organik
1. Kesehatan
Dalam pelaksanaan pertanian orgnaik yang mengacu pada prinsip kesehatan adalah pertanian organik harus dapat melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah, tanaman, manusia, hewan dan bumi sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Prinsip ini menunjukkan bahwa kesehatan setiap individu tidak dapat dipisahkan dari kesehatan ekosistem yang meliputi tanah yang sehat akan menghasilkan tanaman sehat yang dapat mendukung kesehatan manusia dan hewan.

Pertanian organik yang dimaksudkan secara khusus untuk menghasilkan makanan bermutu tinggi dan bergizi yang mendukung pemeliharaan kesehatan sehingga dalam produksi dan pengolahannya harus menghindari penggunaan pestisida, pupuk sintetis, obat-obatan bagi hewan dan bahan adiktif makanan yang dapat merugikan kesehatan.

2. Ekologi
Selain kesehatan, pertanian organik juga harus didasarkan pada sistem dan siklus ekologi kehidupan. Dalam prinsip ini dinyatakan bahwa produksi didasarkan pada proses dan daur ulang ekologis. Pertanian organik harus mencapai keseimbangan ekologis melalui pola sistem pertanian, membangun habitat dan pemeliharaan keragaman genetik.

Selama proses produksi, pengolahan sampai dengan kegiatan konsumsi dalam pertanian organik harus melindungi dan memberikan keuntungan bagi lingkungan secara umum termasuk di dalamnya meliputi tanah, iklim, keragaman hayati, habitat, udara dan air.

3. Keadilan
Prinsip keadilan dalam pertanian organik berarti harus mampu membangun hubungan yang menjamin keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama. Prinsip keadilan menekankan pada semua individu yang terlibat dalam pertanian organik harus membangun hubungan yang manusiawi untuk memastikan keadilan bagi semua pihak di segala tingkatan seperti petani, pekerja, penyalur, pedagang dan konsumen.

Dalam prinsip keadilan juga ditekankan bahwa ternak harus dipelihara dalam habitat dan kondisi yang sesuai dengan sifat alamiahnya serta terjamin kesejahteraannya. Selain itu sumber daya alam dan lingkungan yang digunakan untuk kegiatan produksi harus dikelola dengan adil secara sosial dan ekologis.

4. Perlindungan
Perlindungan dalam prinsip pertanian organik berarti harus adanya pengelolaan secara hati-hati dan bertanggung jawab agar kesehatan dan kesejahteraan generasi serta lingkungan hidup dapat terlindungi dengan baik. Prinsip ini menyatakan bahwa pencegahan dan tanggung jawab merupakan hal dasar dalam pengelolaan, pengembangan dan pemilihan teknologi dalam pertanian organik. Selain itu ilmu pengetahuan juga diperlukan untuk memberikan jaminan bahwa pertanian organik bersifat menyehatkan, aman dan ramah lingkungan.

D. Tujuan Pertanian Organik
1. Menghasilkan Pangan Berkualitas
Pertanian organik menghasilkan pangan organik yang berkualitas karena lebih sehat dan menyehatkan. Hal tersebut dikarenakan produk pertanian organik terbukti aman untuk dikonsumsi dan bebas dari cemaran zat berbahaya yang dapat menjadi residu pada produk dan tubuh manusia. Beberapa zat berbahaya dari penggunaan pestisida dan bahan kimia lainnya tidak akan ditemukan pada produk organik. Dengan demikian tujuan pertanian organik dalam menghasilkan bahan pangan berkualitas dapat tercapai.

2. Melestarikan Lingkungan
Dalam pertanian organik terdapat salah satu prinsip yang melandasinya yaitu prinsip ekologi. Prinsip ini berkaitan dengan pelestarian lingkungan yang menjadi salah satu dari tujuan pertanian organik. Pertanian organik yang tidak memperkenankan penggunaan pupuk kimia atau bahan yang dapat merugikan lingkungan lainnya akan menciptakan kelestarian pada lingkungan sekitar. Proses pertanian yang menggunakan bahan kimia dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan alam juga menurunkan kualitas tanah sebagai media tanam sehingga melalui pertanian organik diharapkan akan tercipta kegiatan pertanian yang ramah lingkungan.

3. Meningkatkan Pendapatan
Pertanian organik dapat meningkatkan pendapatan petani karena biasanya harga produk pertanian organik mempunyai harga lebih tinggi dibandingkan produk pertanian konvensional. Hal tersebut tentunya dengan beberapa alasan salah satunya karena produk pertanian organik telah dianggap lebih berkualitas dan terbukti aman dari zat kimia berbahaya. Selain itu jumlah produk organik yang masih terbatas di pasaran juga menjadi salah satu faktor terdongkraknya harga produk organik menjadi lebih tinggi. Hal tersebut menyebabkan pendapatan petani menjadi lebih tinggi dan menguntungkan sehingga kesejahteraan petani dapat terjamin melalui pertanian organik.

E. Manfaat Pertanian Organik
1. Kesehatan
Kesehatan merupakan aset penting dalam menjalani kehidupan. Manfaat dari pertanian organik dalam bidang kesehatan mempunyai ruang lingkup yang cukup luas. Melalui pertanian organik maka dapat tercipta produk makanan bergizi yang aman dan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. Selain itu pertanian organik juga menciptakan lingkungan kerja yang sehat bagi petani karena petani akan terhindar dari paparan polusi yang berasal dari bahan kimia sintetik yang biasanya digunakan dalam produksi pertanian konvensional.

2. Lingkungan
Hal penting dalam pertanian organik adalah menjaga kualitas tanah sebagai bagian penting dari lingkungan pertanian itu sendiri. Komponen seperti sifat fisik, kimia dan biologi tanah akan terjaga dengan baik melalui pertanian organik.

Berkaitan dengan hal tersebut, cara pengolahan tanah dalam pertanian organik diutamakan yang dapat meminimalkan terjadinya erosi, meningkatkan kandungan bahan organik tanah serta mendorong diversitas biologi tanah.

Manfaat yang diperoleh lingkungan dari pertanian organik adalah kualitas lingkungan seperti udara dan air tetap terjaga dengan baik karena tidak terciptanya polusi akibat penggunaan bahan kimia serta terjadi peningkatan populasi mikroorganisme tanah melalui penggunaan pupuk organik.

F. Metode Pertanian Organik
Pertanian organik mengkombinasikan pengetahuan ilmiah mengenai ekologi dan teknologi modern mengenai praktik pertanian tradisional berdasarkan proses biologis yang terjadi secara alami. Metode pertanian organik dipelajari di dalam bidang ekologi pertanian. Pertanian konvensional menggunakan pestisida dan pupuk sintetik, sedangkan pertanian organik membatasinya dengan hanya menggunakan pestisida dan pupuk alami.

Prinsip metode pertanian organik mencakup rotasi tanaman, pupuk hijau/kompos, pengendalian hama biologis, dan pengolahan tanah secara mekanis. Pertanian organik memanfaatkan proses alami di dalam lingkungan untuk mendukung produktivitas pertanian, seperti pemanfaatan legum untuk mengikat nitrogen ke dalam tanah, memanfaatkan predator untuk menaggulangi hama, rotasi tanaman untuk mengembalikan kondisi tanah dan mencegah penumpukan hama, penggunaan mulsa untuk mengendalikan hama dan penyakit, dan pemanfaatan bahan alami, termasuk mineral bahan tambang yang tidak diproses atau diproses secara minimal, sebagai pupuk, pestisida, dan pengkondisian tanah. Tanaman yang lebih unggul dan tangguh dikembangkan melalui pemuliaan tanaman dan tidak dimodifikasi menggunakan rekayasa genetika.

G. Keuntungan Sistem Pertanian Organik
Selain memiliki harga jual yang tinggi, ada beberapa keuntungan lain dari menerapkan sistem pertanian ramah lingkungan ini, di antaranya,
1. Minat Terhadap Produk Organik
Masyarakat Indonesia saat ini sudah mulai membuka mata dan hati untuk hidup lebih sehat. Mereka mengurangi konsumsi makanan berbahan pengawet, makanan siap saji, dan makanan berbahan kimia lainnya. Meski terbilang lebih mahal, namun masyarakat Indonesia tetap lebih memilih sayur-mayur dan buah-buahan organik. Bagi mereka, kesehatan adalah investasi masa depan. Oleh sebab itu, kebutuhan pasar akan produk-produk organik pun akan semakin meningkat dari waktu ke waktunya.

2. Menjaga Keseimbangan Ekosistem
Selain memberi keuntungan bagi petani dari sisi materi, pertanian organik juga memberikan keuntungan bagi alam. Hal ini dikarenakan sistem ini menoleransi organisme pengganggu selama masih berada di bawah ambang batas aman, alias tidak perlu dibasmi. Organisme atau hama ini sebenarnya memiliki peran sebagai penyeimbang. Bila hama-hama yang berperan bagi kesuburan tanah ini dibasmi dengan pestisida tentu keseimbangan alam juga akan ikut terganggu. Satu-satunya risiko toleransi hama itu adalah bentuk buah yang tidak terlalu cantik. Namun, justru bentuk yang tidak cantik ini yang menjadi bukti bahwa buah atau sayur tersebut aman dari pestisida.

3. Menjaga Kesuburan Tanah
Karena sama sekali tidak tercemar oleh bahan kimia, tanah pertanian pun semakin sehat dan subur. Limbah pertanian berkurang, kualitas air tanah aman untuk dikonsumsi, populasi mikroorganisme tanah juga meningkat, sehingga pH tanah tetap terjaga.

4. Biaya Operasional Ringan
Untuk mendukung para petani organik, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian memberikan bantuan pupuk organik seperti kompos dan kandang. Apalagi bila didukung dengan pupuk buatan sendiri, pasti biaya operasional semakin dapat ditekan.

H. Contoh Pertanian Organik
1. Pestisida Nabati
Penggunaan pestisida nabati dalam proses pertanian menjadi salah satu contoh penerapan pertanian organik. Pestisida yang banyak beredar dipasaran mengandung zat kimia yang dapat merugikan lingkungan sedangkan pada pertanian organik pestisida kimia yang sering digunakan diganti menjadi pestisida nabati yang lebih ramah lingkungan. Pestisida nabati berasal dari ekstrak tanaman dengan kandungan bahan aktif yang dapat digunakan untuk mengendalikan serangan hama dan infeksi penyakit pada tanaman.

Sebagai salah satu contoh bahan dalam pertanian organik, pestisida nabati juga memiliki keuntungan diantaranya harganya lebih ekonomis dibandingkan dengan pestisida kimia bahkan dapat dibuat secara mandiri oleh petani sehingga biaya produksi dapat lebih rendah. Kemudian pengaplikasian pestisida nabati tidak akan meninggalkan residu merugikan pada produk tanaman sehingga produk tersebut tetap aman dikonsumsi.

2. Kompos
Contoh pertanian organik lainnya adalah penggunaan kompos sebagai pemanfaatan limbah untuk meningkatkan kesuburan tanah dan menggantikan posisi pupuk kimia yang biasanya banyak dipakai oleh petani dalam proses pertanian konvensional untuk memenuhi kebutuhan hara pada tanaman. Kompos merupakan hasil penguraian dari campuran bahan organik seperti sisa tanaman yang didekomposisi oleh mikroba dalam kondisi lingkungan lembap sehingga menghasilkan produk berupa pupuk organik dengan bentuk seperti seresah lembut berwarna gelap yang berfungsi sebagai pupuk pada tanaman.

3. Pupuk Organik Cair
Pupuk organik cair merupakan salah satu bentuk pertanian organik yang telah dikenal masyarakat. Berbeda dengan kompos, pupuk organik cair merupakan bentuk pemanfaatkan berbagai macam limbah organik mulai dari limbah dapur seperti limbah sayuran, buah dan lain-lain yang dicampurkan menjadi satu kemudian untuk proses penguraian menggunakan bakteri probiotik yang bertugas sebagai pengurai sehingga dihasilkan cairan pupuk setelah ditunggu beberapa minggu. Pupuk cair lebih dikenal sebagai pemanfaatan limbah di lingkungan yang secara tidak langsung dapat turut membantu melestarikan lingkungan dan diaplikasikan dalam proses pertanian organik.


Dari berbagai sumber

Download
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Pertanian Organik, Sejarah, Prinsip, Tujuan, Manfaat, Metode, Keuntungan, dan Contohnya"