Pengertian Hedonisme, Latar Belakang, Tokoh, Penyebab, Ciri, Jenis, dan Dampaknya

Pengertian Hedonisme
Hedonisme
A. Pengertian Hedonisme
Kata hedonisme diambil dari Bahasa Yunani ἡδονισμός hēdonismos dari akar kata ἡδονή hēdonē, artinya kesenangan. Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kesenangan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan.

Hedonisme mengajarkan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia. Para penganut paham hedonisme berpikir untuk mengejar kesenangan selama menjalani hidup dengan cara menghindari apa pun yang berisiko membuat perasaan mereka menjadi gundah atau tersakiti. Orang yang menganut hedonisme ini cenderung tidak ingin merasakan pahitnya hidup, mereka selalu berusaha mencari kenikmatan dan kebahagiaan dengan cara apapun dengan mengesampingkan orang lain di sekitarnya.

Bagi mereka, fokus utama dalam menjalani hidup adalah memuaskan diri sendiri. Seringkali berkaitan dengan kenikmatan batin dan seksual, kekayaan, kekuasaan, serta kebebasan untuk melakukan apa pun yang diinginkan. Terdapat tiga aliran pemikiran dalam hedonis yakni Cyrenaics, Epikureanisme, dan Utilitarianisme.

Pengertian Hedonisme Menurut Para Ahli
1. Burhanuddin, adalah sesuatu yang dianggap baik, sesuai dengan kesenangan yang didatangkannya. Dengan kata lain, sesuatu yang hanya mendatangkan kesusahan, penderitaan, dan tidak menyenangkan adalah sesuatu yang dinilai tidak baik.
2. Collins Gem, adalah sebuah doktrin yang menyatakan bahwa kesenangan adalah hal yang paling penting dalam hidup. Dengan kata lain, hedonisme adalah paham yang dianut oleh orang-orang yang mencari kesenangan hidup semata-mata.
3. Sarwono, adalah konsep diri, di mana gaya hidup seseorang dijalani sesuai dengan gambaran yang ada di pikirannya. Contoh, seorang olahragawan, biasanya gaya hidup sehat merupakan prinsip hidup dan menjadi kesenangan tersendiri bagi mereka.

B. Latar Belakang Hedonisme
Hedonisme muncul pada awal sejarah filsafat sekitar tahun 433 SM. Hedonisme ingin menjawab pertanyaan filsafat apa yang menjadi hal terbaik bagi manusia?. Hal ini diawali dengan Sokrates yang menanyakan tentang apa yang sebenarnya menjadi tujuan akhir manusia. Lalu Aristippos dari Kyrene (433-355 SM) menjawab bahwa yang menjadi hal terbaik bagi manusia adalah kesenangan. Aristippos memaparkan bahwa manusia sejak masa kecilnya selalu mencari kesenangan dan bila tidak mencapainya, manusia itu akan mencari sesuatu yang lain lagi.

Pandangan tentang kesenangan (hedonisme) ini kemudian dilanjutkan seorang filsuf Yunani lain bernama Epikuros (341-270 SM). Menurutnya, tindakan manusia yang mencari kesenangan adalah kodrat alamiah. Meskipun demikian, hedonisme Epikurean lebih luas karena tidak hanya mencakup kesenangan badani saja—seperti Kaum Aristippos, melainkan kesenangan rohani juga, seperti terbebasnya jiwa dari keresahan.

C. Tokoh Hedonisme
1. Aristippus
Aristippus adalah seorang filsuf Yunani yang memperlajari ajaran-ajaran Protagoras. Menjalin hubungan baik dengan Sokrates. Setelah Sokrates wafat, Aristippos tampil sebagai Sofis dan menjadi guru profesional di Atena. Lalu di Kyrene ia mendirikan sekolah yang dinamakan Cyrenaic School yang merupakan salah satu sekolah Sokratik yang tidak dominan. Sekolah ini mengajarkan perasaan-perasaan sebagai kebenaran yang paling tepat dalam hidup. Kesenangan adalah baik—termasuk juga kepuasan badani--. Kehidupan orang bijak selalu mencari jaminan kesenangan maksimal. Aristippus menyetujui pendapat Sokrates bahwa keutamaan adalah mencari yang baik. Akan tetapi, ia menyamakan yang baik ini dengan kesenangan hedone.

2. Epikuros
Epikuros lahir tahun 342 SM di kota Samos, Yunani, dan meninggal di Atena tahun 270 SM. Ajaran Epikuros menitikberatkan persoalan kenikmatan. Apa yang baik adalah segala sesuatu yang mendatangkan kenikmatan, dan apa yang buruk adalah segala sesuatu yang menghasilkan ketidaknikmatan. Namun demikian, bukanlah kenikmatan yang tanpa aturan yang dijunjung Kaum Epikurean, melainkan kenikmatan yang dipahami secara mendalam. Kaum Epikurean membedakan keinginan alami yang perlu (seperti makan) dan keinginan alami yang tidak perlu (seperti makanan yang enak), serta keinginan yang sia-sia (seperti kekayaan/harta yang berlebihan). Keinginan pertama harus dipuaskan dan pemuasannya secara terbatas menyebabkan kesenangan yang paling besar. Oleh sebab itu kehidupan sederhana disarankan oleh Epikuros. Tujuannya untuk mencapai Ataraxia, yaitu ketenteraman jiwa yang tenang, kebebasan dari perasaan risau, dan keadaan seimbang.

3. Jeremy Bentham
Bentham adalah pendiri pandangan utilitarian, dia memiliki hubungan erat dengan John Stuart Mill. Bentham membagi prinsip manusia kepada tiga hal yakni ascesticism, sympathy, dan anthipathy. Menurut Bentham tugas negara adalah mengarahkan warganya kepada kesenangan, untuk menjamin kesenangan adalah tugas dari negara untuk menggunakan metode hadiah dan hukuman pada warganya


D. Faktor Penyebab Masyarakat Menjadi Hedone
1. Faktor Internal, atau dari dalam diri sendiri ini merupakan penyebab hedonisme yang paling utama. Sudah menjadi sifat dasar manusia itu ingin mempunyai kesenangan sebanyak-banyaknya dengan bekerja seringan mungkin. Selain dari itu, manusia juga memiliki sifat dasar tidak pernah puas dengan hal yang sudah dimiliki
2. Faktor Eksternal, penyebab hedonisme dari luar yang paling utama ialah arus informasi dari luar yang sangat besar atau juga globalisasi. Kebiasaan-kebiasaan serta juga paham orang dari luar negeri yang dianggap dapat membuat senang lalu diadaptasi oleh masyarakat Indonesia

E. Ciri-Ciri Hedonisme di Masyarakat
1. Berpikir bahwa tujuan utama dalam hidup seseorang ialah kenikmatan serta juga kesenangan pribadi
2. Tidak peduli dengan kepentingan serta juga kebahagiaan orang lain sehingga menjadi pribadi yang egois
3. Tidak pernah merasa puas dengan hal yang telah dimiliki, baik itu harta atau juga keluarga
4. Sifat konsumtif, lebih mengutamakan membeli sesuatu hal itu karena kesenangan ketimbang kebutuhan
5. Mereka yang menganut hedonisme itu lebih cenderung diskriminatif serta sombong, melihat orang lain itu dengan berdasarkan hartanya serta selalu merasa lebih baik dari orang lain

F. Jenis-Jenis Hedonisme di Masyarakat
1. Psychological Hedonism, menganggap bahwa manusia diciptakan secara lahiriah menginginkan kesenangan. Secara naluri, manusia memang memiliki sifat menghindari rasa sakit dan derita
2. Evaluative Hedonism, kesenangan adalah apa yang seseorang inginkan dan kejar. Dalam konsep evaluative hedonism, hanya kesenanganlah yang berharga dan rasa sakit atau ketidaksenangan adalah hal mengecewakan atau dianggap sesuatu yang tidak layak untuk dirasakan
3. Rationalizing Hedonism, seseorang mencari kesenangan namun paham akan konsekuensinya. Misalnya seseorang mengkonsumsi obat-obatan terlarang untuk mencari kesenangan dan lepas dari masalah sejenak. Tapi ia tahu bahwa hal ini buruk untuk kesehatan dan bisa membawanya ke ranah pidana.

G. Dampak Hedonisme pada Masyarakat
1. Individualisme, mereka yang punya perilaku hedonisme cenderung individualis, atau menganggap diri sendiri lebih penting dari orang lain
2. Konsumtif, kebiasaan membeli barang-barang yang tak dibutuhkan merupakan dampak buruk dari hedonisme. Hal ini dilakukan hanya untuk kesenangan semata, karena senang berbelanja.
3. Egois, masih berhubungan dengan individualis, mereka yang berperilaku hedonisme biasanya lebih mementingkan diri sendiri tanpa peduli orang lain
4. Cenderung Pemalas, sebagian orang yang terjerumus hedonisme biasanya cenderung menjadi orang pemalas dan tidak menghargai waktu
5. Kurang Bertanggungjawab, selain menjadi pemalas, penganut hedonisme biasanya kurang bertanggungjawab, bahkan kepada dirinya sendiri
6. Boros, demi kesenangan semata, mereka yang punya gaya hidup hedon biasanya sangat boros. Mereka akan mengeluarkan banyak uang untuk hal-hal yang membuat senang tanpa peduli manfaat dan kegunaan barang yang dibeli
7. Korupsi, salah satu dampak hedonisme yang sering terjadi pada seseorang adalah kebiasaan korupsi. Bukan hanya korupsi uang, namun juga hal lain, seperti korupsi waktu, korupsi pekerjaan, dan lain sebagainya


Dari berbagai sumber

Download
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Hedonisme, Latar Belakang, Tokoh, Penyebab, Ciri, Jenis, dan Dampaknya"