Thomas Friedman

Biografi Thomas Friedman
Thomas Friedman
Thomas Loren Friedman lahir 20 Juli 1953 (umur 66) di  St. Louis Park, Minnesota, Amerika Serikat. Belajar di University of Minnesota selama dua tahun, tetapi kemudian pindah ke Universitas Brandeis dan lulus summa cum laude pada tahun 1975 dalam studi Mediterania. Melanjutkan studi bahasa Arab di The American University di Kairo, di mana ia lulus pada tahun 1974 dari unit bahasa Arab (ALU). Kemudian mengajar kelas ekonomi di Brandeis pada 2006, dan menjadi pembicara awal di sana pada 2007. Setelah lulus dari Brandeis, Friedman kuliah di St Antony's College di University of Oxford sebagai Marshall Scholar, menghasilkan M.Phil. dalam studi Timur Tengah .

Karier
Friedman bergabung dengan biro United Press Internasional di London setelah menyelesaikan kuliah S2. Setahun kemudian, ia dikirim ke Beirut dan menetap di sana sejak Juni 1979 sampai Mei 1981 sambil meliput Perang Saudara Lebanon. Ia dipekerjakan oleh The New York Times sebagai wartawan pada tahun 1981 dan dikirim lagi ke Beirut pada awal invasi Lebanon oleh Israel tahun 1982. Liputannya tentang perang ini, terutama mengenai pembantaian Sabra dan Shatila, membuahkan Hadiah Pulitzer untuk Liputan Internasional (bersama Loren Jenkins dari The Washington Post). Bersama David K. Shipler, ia juga memenangkan George Polk Award di kategori liputan luar negeri.

Pada bulan Juni 1984, Friedman dipindahkan ke Jerusalem sebagai Kepala Biro The New York Times sampai Februari 1988. Pada tahun yang sama, ia memenangkan lagi Hadiah Pulitzer untuk Liputan Internasional atas liputannya tentang Intifada Palestina Pertama. Setelah itu ia menulis sebuah buku berjudul From Beirut to Jerusalem yang menceritakan pengalamannya di Timur Tengah. Buku ini memenangkan U.S. National Book Award for Nonfiction tahun 1989.

Friedman meliput Menteri Luar Negeri James Baker pada masa pemerintahan Presiden George H. W. Bush. Pasca terpilihnya Bill Clinton tahun 1992, ia menjadi koresponden Gedung Putih untuk The New York Times. Tahun 1994, ia mulai banyak menulis tentang kebijakan luar negeri dan ekonomi, kemudian pindah ke halaman op-ed The New York Times sebagai kolumnis luar negeri pada tahun berikutnya. Tahun 2002, Friedman memenangkan Hadiah Pulitzer atas kejelasan visinya, berdasarkan liputan mendalam, dalam komentarnya mengenai pengaruh ancaman teroris terhadap dunia.

Bulan Februari 2002, Friedman bertemu Pangeran Pewaris Saudi, Abdullah, dan membujuknya untuk berupaya mengakhiri konflik Arab-Israel dengan menormalisasi hubungan Arab dengan Israel dengan imbalan kembalinya pengungsi disertai berakhirnya pendudukan wilayah Israel. Abdullah mengusulkan Inisiatif Perdamaian Arab di KTT Beirut pada Maret 2002 dan didukung oleh Friedman. Friedman mendapatkan 2004 Overseas Press Club Award atas prestasi hidupnya dan dianugerahi Order of the British Empire oleh Ratu Elizabeth II.

Tentang Globalisasi
Thomas Loren Friedman adalah seorang jurnalis, kolumnis, dan pengarang Amerika Serikat. Ia menulis kolom dwimingguan di The New York Times dan telah menulis banyak artikel dan buku tentang urusan luar negeri, termasuk perdagangan global, Timur Tengah, globalisasi, dan lingkungan. Ia memenangkan Hadiah Pulitzer sebanyak tiga kali. Friedman pertama kali mendiskusikan pandangannya tentang globalisasi dalam buku The Lexus and the Olive Tree (1999). Pada tahun 2004, kunjungan ke Bangalore, India, dan Dalian , Cina, membuat Friedman menulis analisis lanjutan, The World Is Flat (2005). Buku tersebut ada dalam daftar Best Seller New York Times dari publikasi April 2005 hingga Mei 2007. Friedman percaya bahwa masing-masing negara harus mengorbankan beberapa derajat kedaulatan ekonomi untuk lembaga-lembaga global (seperti pasar modal dan perusahaan multinasional ), sebuah situasi yang disebutnya sebagai jaket emas.

Tentang Terorisme
Setelah serangan 11 September pada tahun 2001, tulisan Friedman lebih fokus pada ancaman terorisme dan Timur Tengah. Dia dianugerahi Penghargaan Pulitzer 2002. Kolom-kolom ini dikumpulkan dan diterbitkan dalam buku Longitudes and Attitudes. Setelah pemboman 7/7 di London, Friedman menyerukan Departemen Luar Negeri AS untuk "menyoroti tentang kebencian di mana pun itu muncul", dan untuk membuat "War of Ideas Report triwulanan, yang akan berfokus pada para pemimpin agama dan penulis yang menghasut kekerasan terhadap orang lain ".

Karya
Buku-buku Friedman mendulang kesuksesan komersial yang besar. Buku The World Is Flat masuk daftar New York Times Best Seller sejak diterbitkan bulan April 2005 sampai Mei 2007. Sejak Juli 2006, buku tersebut telah terjual lebih dari dua juta kopi.
1) From Beirut to Jerusalem (1989; edisi tambahan 1990) – pemenang National Book Award untuk edisi pertama
2) The Lexus and the Olive Tree: Understanding Globalization (1999; edisi revisi 2000)
3) Longitudes and Attitudes: Exploring the World After September 11 (2002; dicetak ulang tahun 2003 dengan judul Longitudes and Attitudes: The World in the Age of Terrorism)
4) The World Is Flat: A Brief History of The Twenty-first Century (2005; edisi tambahan2006; edisi revisi 2007)
5) Hot, Flat, and Crowded: Why We Need a Green Revolution – And How It Can Renew America (2008)
6) That Used To Be Us: How America Fell Behind in the World It Invented and How We Can Come Back (ditulis bersama Michael Mandelbaum, 2011)


Dari berbagai sumber

Download
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Thomas Friedman"